Pendidikan Profesional
di Era Globalisasi
Arus globalisasi telah
merambah ke seluruh bidang kehidupan manusia. Termasuk dalam bidang pendidikan.
Pendidikan dituntut untuk menciptakan output
yang dapat berperan dalam derasnya arus globalisasi. Karenanya, kaderisasi SDM
(Sumber Daya Manusia) yang berkualitas, profesional, kompetitif serta memiliki
berbagai keunggulan komparatif menjadi sebuah keharusan dalam sektor pendidikan.
Tetapi pendidikan di Indonesia sekarang kurang
mengarahkan pada empat hal di atas. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya Sarjana
yang menganggur. Mereka kurang mengisi peluang sebagai tenaga kerja dalam dunia
bisnis di era globalisasi. Padahal tuntutan dunia terbuka sangatlah tinggi. Hal
ini menyebabkan pendidikan kita tertinggal jauh dari negara-negara tetangga. Seperti:
negara Singapura, Jepang dan Malaysia. Lantas apa yang menyebabkan pendidikan di
Indonesia masih tertinggal?
Ada beberapa faktor
yang menyebabkan hal tersebut. Pertama,
karena kualitas dan profesionalitas pendidikannya rendah. Kedua, pendidikan di Indonesia kini belum berorientasi pada pendidikan
profesional sehingga lulusannya tidak mampu memenuhi kebutuhan persaingan
global. Ketiga, kurangnya lulusan (output) sebagai tenaga kerja yang
terampil dan kompetitif dalam persaingan global. Keempat, pendidikan masih berorientasi pada akademik. Kelima, kurang sesuainya kurikulum yang
berlaku dengan kurikulum yang dibutuhkan dalam persaingan global.
Untuk mengantisipasinya,
harus ada terobosan baru untuk memunculkan harapan baru dalam dunia pendidikan
di Indonesia. Melihat beberapa penyebabnya, permasalahan utama dalam dunia pendidikan
adalah bagaimana menghasilkan output
yang dapat bersaing dalam arus globalisasi. Untuk itu pendidikan profesional
merupakan terobosan terbaik tanpa menafikan pendidikan akademik dalam dunia
pendidikan.
Ada beberapa alasan
kenapa pendidikan profesional harus direalisasikan. Pertama, tuntutan dunia terbuka. Kemajuan teknologi dan informasi
komunikasi pada Abad XXI, telah mendorong terciptanya masyarakat terbuka di berbagai
kehidupan manusia (baca: Dede Rosdaya). Kerjasama regional maupun Internasional
telah membuka pintu selebar-lebarnya bagi arus pertukaran manusia dan barang. Maka
kebutuhan akan tenaga-tenaga terampil merupakan tuntutan dunia terbuka yang
tidak dapat ditunda.
Kedua,
perubahan dunia yang sangat
cepat. Perubahan dunia yang sangat cepat menuntut para lulusan (output)
dari institusi pendidikan harus siap menghadapi berbagai perubahan tersebut. Tidak
hanya dalam kemampuan akademik dan komunikasi. Tetapi juga kecakapan dan kemampuan
penyesuaian diri dengan perubahan-perubahan tersebut. Tantangan ke depan adalah
keragaman permintaan pasar. Berbagai institusi pendidikan harus mampu
mempersiapkan SDM yang akan mengisi kebutuhan tersebut. SDM yang berkualitas,
profesional, dan kompetitif menjadi sangat dibutuhkan dalam mengahadapi
perubahan dunia yang sangat cepat.
Ketiga,
kemajuan teknologi dalam
semua sektor industri (akibat arus globalisasi). Kemajuan teknologi
yang terjadi dewasa ini kian menggeser posisi manusia sebagai subjek roda
kehidupan. Kecanggihan alat-alat teknologi semakin mengefisiensikan proses
aktivitas manusia. Dengan demikian, pendidikan dituntut untuk mempersiapkan SDM
yang hebat, orang-orang yang profesional dan berkualitas. Agar mereka tidak
tergeser oleh alat-alat modern itu. Tetapi justru menjadi bagian dari
kemajuan-kemajuan tersebut.
Melihat beberapa alasan
di atas, program pendidikan profesional didasarkan kepada kebutuhan
tenaga-tenaga profesional yang diminta oleh dunia kerja. Sudah tentu program
pendidikannya, meskipun tetap pada mutu/kualitas akademik. Tetapi orientasinya lebih
praktis. Program kurikulumnya, memecahkan masalah-masalah praktis yang dihadapi
sehari-hari. Program pendidikan ini sangat cocok dengan kebutuhan konsumen. Karena
dunia konsumen memerlukan tenaga-tenaga yang praktis dalam memecahkan
masalah-masalah nyata di lapangan.
Karena itu, kurikulum
yang berlaku harus sesuai dengan keadaan persaingan global serta terintegrasi
mulai kurikulun SD (Sekolah Dasar) sampai PT (Perguruan Tinggi). Jika semuanya
dapat dilaksanakan, pendidikan di Indonesia akan maju dan bisa bersanding dan bertanding dengan negara-negara maju. Untuk
mencapai semua itu, lembaga pendidikan harus bergerak bersama pemerintah
memujudkan lulusan yang dapat bersaing di era globalisasi entah dalam dunia
akademik maupun keterampilan.