Minggu, 30 September 2012

Munculnya ICCT (Information Colaboration Communication Technologi)




Istilah ICCT sebenarnya istilah baru dalam dunia modern. ICCT merupakan sesuatu yang dapat membantu dan memudahkan manusia dalam menjalankan tugasnya sehari-hari di berbagai bidang. Lantas apa itu ICCT? Seperti apa ICCT itu? Dan bagaimana kontribusi ICCT terhadap manusia. Sebelum menginjak lebih jauh lagi membahas tentang ICCT, mari kita tengok dulu bagaimana terbentuknya ICCT itu sendiri.

Sebenarnya ICCT merupakan pengembangan dari ICT (information communication technologi). Sedangkan ICT itu sendiri merupakan gabungan atau penyatuan dari teknologi informasi (IT) dan komunikasi. Nah, untuk memudahkan pemahaman beberapa istilah di atas, maka akan dijabarkan tentang istilah-istilah di atas.

Teknologi

Secara etimologi, akar kata teknologi adalah techne yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu subjek atau kecakapan tertentu; pengetahuan tentang prinsisp-prinsip atau metode; seni (Saharudin, 2001:2). Sedangkan dari segi terminologi, para pakar dan teknolog sering mendefinisikan teknologi dengan kalimat yang berbeda-beda, walupun maksud yang terkandung sama. Di bawah ini akan dipaparkan pengertian teknologi menurut para pakar dibidang teknologi, yaitu:

1.    Cyril Stanley Smith (1970), mendefinisikan teknologi sebagai penerapan pengetahuan atau ilmu yan menghasilkan barang dan jasa tertentu.

2.    Brinkmaan (1971), beranggapan bahwa teknologi ialah penerapan dari pengetahuan ilmiah kealaman (natural scince). Teknologi lebih dari sekedar dan berbeda dengan ilmu terapan.

3.    Menurut Maurice Adelman (1974), teknologi adalah suatu proses yang menggunakan ilmu, material, dan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang diinginkan manusia.

4.    Melvin Kranzberg (1980), teknologi adalah penerapan ilmu dan ilmu penerapan (terapan).

5.    Berbeda dengan Paul W. De Vorse (1980), menurut dia bahwa teknologi diartikan sebagi suatu kajian tentang kreasi dan kebermanfaatan sistem yang teradaptasi; termasuk di dalamanya alat-alat, mesin, material, dan peralatan teknis.

6.    Alvin Toffler (1991), teknologi ialah mesin besar dari suatu perubahan.

7.    Yang terakhir adalah Michael Hacker and Robert Barden (1987), memberikan pengertian teknologi sebagai sesuatu yang membuat barang manjadi lebih baik dan berguna. Teknologi juga dapat diartikan sebagi peralatan yag digunakan oleh manusia untuk mengontrol atau memodifikasi lingkungan naturalnya, atau teknologi adalah penerapan praktis dari subjek teoritis, seperti ilmu.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa pandangan mengenai teknologi, yaitu: 1. Teknologi bukan ilmu, tetapi penerapan ilmu. 2. Teknologi merupakan ilmu, yan dirumuskan dalam kaitan dengan aspek eksternal, yakni industri, dan aspek internal yan dikaitkan dengan objek material ilmu maupun murni-terapan, dan 3. Teknologi meruapakn “keahlian” yang berkaitan dengan realitas kehidupan sehari-hari.

Teknologi sebenarnya muncul sejak munculnya eksistensi manusia di dunia ini, dan dalam sejarahnya, perkembangan teknologi itu sendiri semakin lama semakin pesat dan canggih. Perkembangan yang terjadi tentunya mempunyai beberapa fase yang harus dilalui. Dalam hal ini tekonologi mengalami 10 fase mulai dari munculnya  teknolgi sampai sekarang, yaitu:

1.      Fase teknologi batu (tahun 1000000-3000 SM): diketemukannya sistem penyalaan api dengan batu.

2.      Teknologi perunggu (3000-1200 SM): munculnya peralatan beragam barang, termasuk peralatan rumah tangga.

3.      Teknologi besi (1200 SM-1956): ditandai  dengan adanya peleburan besi untuk membuat peralatan bajak di sawah.

4.      Teknologi elektronika (1752-kini): mulai diadakannya lampu listrik oleh Benjamin Franklin.

5.      Teknolgi pemesinan (1769-kini): ditemukannya teknologi mesin oleh James Watt.

6.      Teknoogi transportasi (1830-kini): dikembangkannya kereta api di Amreika Serikat.

7.      Teknologi angkasa (1903-kini): dikembangkannya pesawat baling-baling pertama kali.

8.      Teknologi plastik (1909-kini): ditemukannya plastik.

9.      Teknologi informasi (1920-kini): dimulai dengan disiarkannya sistem radio komersial di Pittsburg, AS.

10.  Teknologi biologi (1990-kini): ditemukannya teknologi kloning yang menghasilkan domba kloning pertama kali.

Informasi

Informasi dapat kita artikan sebagai pesan, kabar atau berita. Dapat juga informasi disebut sebagai data yang telah diberi makna melalui konteks. Makna tersebut dapat berupa ekspresi, pengetahuan, interpretasi, kebenaran, persepsi, atau yang lainnya. Informasi merupakan sebuah kumpulan pesan yang dapat di mana saja dan kapan saja karena sifat dari informasi salah satunya adalah tersebar di mana saja dan kapan saja. Informasi tersebut dapat diperoleh melaui, tulisan, gambar, ucapan, atau simbol-simbol lain yang di dalamnya terkandung makna.

Seiring dengan perkembangan zaman, informasi yang didapat seseorang semakin mudah. Jika dahulu orang mendapatkan informasi tentang suatu hal harus menemukan langsung sumber informasi tersebut. Tapi sekarang sudah berbeda, tidak perlu lagi mendatangi sumber informasi tapi bisa melaui alat perantara.

Komunikasi

Manusia tidak akan bisa bertahan di dunia ini apabila tidak berhubungan dengan manusia lainya. Oleh karena itu manusia disebut “makhlauk sosial” artinya manusia membutuhkan manusia lainnya dalam mempertahankan kehidupannya. Dalam menjalin sebuah hubungan tentunya harus ada komunikasi yang terjalin di dalamnya. Makanya, komunikasi di sini sangat vital perannya dalam kehidupan manusia. Untuk itu alangkah baiknya kita mengetahui apa itu komunkasi.

Komunikasi berasal dari kata communication (Inggris), atau communicatio (Latin) yang akar kata dari communis yang berati “bebas”. Dalam bahsa Indonesia diserap menjadi komunikasi. Secara umum, komunikasi adalah proses pemindahan simbol-simbol, ide-ide, pengetahuan, pengalaman dari seorang komunikator kepada komunikan melalui sebuah media perantara yang tujuannya supaya komunikan mau mengikuti apa yang diinginkan komunikator, baik dari segi kognitif, afketif, maupun behavior. Oleh karena itu di dalam komunikasi terdapat beberapa komponen, yaitu: komunikator (orang yang berbicara), komunikan (orang yang diajak bicara), pesan, media/saluran, dan efek/perubahan/feedback.

Fungsi komunikasi yang sangat penting antara lain fungsi informasi, fungsi ekspresi, fungsi kontrol, fungsi sosial, fungsi ekonomi, dan fungsi dakwah.

Komunikasi sebenarnya muncul sejak manusia berada dirahim seorang ibu. Kala itu manusia sudah berkomunikasi dengan Tuhan. Akan tetapi itu dilihat dari makna haqiqi, sedangkan dilihat dari makna empirik, komunikasi pertama kali lahir yaitu ketika nabi Adam diturunkan ke bumi oleh Allah dan bertemu dengan Hawa, maka itulah awal adanya komunikasi.

Teknologi Informasi

Setelah munculnya teknologi, seiring dengan perkembangan zaman, maka muncul teknologi informasi yang muncul tahun 1970-an. Teknologi informasi  sebenarnya merupakan gabungan anatar teknologi dan informasi. Perpaduan teknologi dan informasi ini dikatakan sebagai terobosan yang besar dikarenakan teknologi yang dapat membuat, mengubah, menyimpan, mengolah, memproses dan menyebarkan informasi. Contoh simpel dari produk teknologi informasi adalah dengan adanya tv, radio, handphone, dan peralatan elektronik lainnya. Menurut Haag Den Keen (1996), teknologi informai adalah seperangkat alat yang membantu manusia bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan  informasi.

Dahulu, manusia  jika ingin bertukar informasi maka harus dengan meggunakan bahasa sebagai sarananya. Kemudian setelah itu juga melalui gambar seperti peninggalan pada zaman purba. Setelah itu muncul lagi terobosan baru yaitu huruf alfabet yang dapat digunakan sebagai sarana untuk bertukar fikiran yang dituangkan dalam huruf. Semakin lama perkembangan yang terjadi akhirnya untuk mendapatkan informasi, manusia sekarang dimanjakan dengan sebuah teknologi yang tidak hanya digunakan sebagi tukar menukar informasi, tetapi lebih dari itu. Dengan teknologi manusia dapat melakukan pengiriman informasi kepada orang lain dengan cepat dan mudah. Hal inilah yang dikatakan sebagi teknologi informasi. Teknologi yang dapat membantu manusia dalam mendapatkan dan meyebarluaskan informasi secara mudah dan cepat.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT)

Teknologi informasi dan komunikasi merupakan perpaduan antara teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Untuk masalah teknologi informasi sudah dipaparkan di atas secara jelas, bahwa teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat membantu manusia dalam hal mendapatkan, menyimpa, mengolah, memproses atau menyampaikan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan alat bantu dalam memproses dan mentransfer data dari perangkat satu ke perangkat lainnya. Dua hal tadi tidak dapat dipisahkan karena memang sudah saling melengkapi. Jadi dapat dikatakan bahwa teknologi informasi dan komunikasi (ICT) merupakan segala aktivitas/kegiatn yang berhubungan dengan pemrosesan, pengolahan, mendapatkan, dan penyebarluasan informasi melaui sebuah alat yang dapat dihubungkan dengan media lain seperti internet.

Teknologi informasi dan komuniaksi ini muncul sekitar abad 20-an. Jadi sekali lagi TIK merupakan perpaduan/kolaborasi antara teknologi informasi dan teknologi komunikasi yang dapat memudahkan aktivitas manusia dalam berbagai bidang.        

ICCT

Setelah mengetahui beberapa istilah yang sudah di paparkan diatas, mari kita masuk pada ranah ICCT, di awal saya mengatakan bahwa ICCT itu sesuatu yang  dapat membantu dan memudahkan manusia dalam menjalankan tugasnya sehari-hari di berbagai bidang. Secara rinci ICCT dapat dikatakan sebagai kolaborasi atau pengembangan dari keseluruhan istilah yang sudah saya jelaskan di atas, mulai dari teknologi, informsi, komunikasi, teknolgi informasi (TI), dan teknologi informasi dan komunikasi (ICT).

Era ICCT ini dimulai dengan adanya cloud computing/komputasi awan (teknologi terkini di mana user dapat menggunakan produk/servis dengan berbasis internet). Jadi bisa dibayangkan betapa hebatnya era ICCT. Memang belum ada tulisan yang menjelaskan makna ICCT secaar implisit karena isu tentang ICCT belum banyak orang yang mendengar. Akan tetapai apapun itu ICCT, bagaimana kinerjanya, terbentuk seperti apa, yang paling penting adalah bagaimana ICCT dapat memberi kontribusi terhadap eksistensi manusia di masa sekarang dan di masa depan. 

Terima kasih, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca

Minggu, 23 September 2012

Da’i Berbasis Keulamaan dan Intelektualitas yang dibutuhkan oleh Umat pada Zaman Sekarang


Globalisasi dan modernisasi, di samping telah membawa berkah kemajuan, diakui pula telah menimbulkan krisis zaman modern yang hal itu dapat dilihat dari bebagai persoalan-persoalan yang dihadapi dalam kehidupan umat manusia. Manusia di zaman ini telah menghadapi berbagai krisis atau penyakit secara multidimensional baik aspek fisik, psikis, sosial, ekonomi, maupun spiritual/keagamaan. Zaman sekarang juga menuntut adanya sebuah hal yang serba konkrit, logis, dan pasti (kebudayaan neoteknik) dalam semua hal termasuk bidang keagamaan. Hal ini tentunya akan menjadi masalah baru apabila manusia tidak mendapatkan jawaban logis, konkrit dan pasti dari agama.
Dalam masalah agama para umat di dunia membutuhkan jawaban atas permasalahan yang dialami dalam kesehariaannya, tentunya ini berhubungan dengan Allah (hablum minallah) dan hubungan dengan  sesama manusia (hablum minannas). Di dalam menjawab permasalahan yang begitu kompleks yang berhubungan dengan keagamaan  maka harus ada sebuah alat perantara di dalam pelaksanaannya. Hal ini tentunya dakwah yang menjadi alat perantaranya. Dakwah dikatakan sebagai ujung tombak agama Islam dalam menyebarkan pesan-pesan yang terkandung dalam Al-Qu’an dan Hadits.
Di dalam masalah dakwah zaman sekarang, mad’u (penerima dakwah)  menuntut adanya hal yang konkrit, logis, dan pasti seperti apa yang telah dipaparkan di atas dalam masalah yang berkenaan dengan masalah spiritual/keagamaan. Hal ini tentunya menjadi tantangan besar dalam bidang dakwah khususnya bagi para pembawa risalah Islam (da’i /penyampai dakwah). Da’i dituntut untuk dapat mensyiarkan Islam secara maksimal sesuai dengan kebutuhan manusia dan perkembangan zaman. Hal ini tentunya membutuhkan formulasi baru yang harus dikuasai oleh para da’i sebagai wujud perkembangan dinamika dakwah Islam. Hemat penulis, formulasi baru yang harus dikuasai oleh para da’i adalah penguasaan ilmu agama/ keulamaan yang meliputi tiga hal, yaitu aqidah, syari’ah, dan akhlaq yang dipadukan dengan intelektualitas .
Da’i yang berbasis keulamaan dan intelektualitas adalah da’i yang memiliki pemahaman keagamaan dan disiplin ilmu lain yang mendalam dan rasional serta mampu mentransformasikan Islam menjadi agama yang aktif, bukan agama yang pasif. Da’i yang seperti ini adalah sosok da’i yang mengarap “proyek” besar dalam situasi masyarakat seperti sekarang ini, di mana para da’i memiliki cara pandang dan cita-cita yang sama untuk menggerakkan revolusi dengan ideologi Islam dan pengetahuan ilmiah. Lihat saja para tokoh Islam yang memilkiki pengtehuan agama luas juga intelektualitas yang tinggi seperti para ulama’ Iran, Murtadha Muthahhari, Ali Syari’ati, dan Bani Shadr. Mereka menggunakan “senjata intelektual” sebagai penguat dalam melakukan dakwahnya khususnya dalam menghadapi sistem-sistem dan ideologi global.
Dua hal tadi (keulamaan dan intelektualitas) apabila dapat dimiliki oleh para da’i tentunya akan lebih maksimal dalam mentransformasikan pesan Ilahi kepada mad’u.  Penyampaian pesan-pesan agama atau fatwa dapat disalurkan secara lebih mendalam kepada mad’u. Dengan dibumbui dengan bukti riil/ilmiah yang merupakan output dari intelektual, maka penyampaian yang dilakukan dapat berjalan lebih matang dan sesuai dengan harapan masyarakat sekarang yang lebih mengedapankan kelogisan, kepastian dan kekonkritan akan suatu hukum.
Masyarakat zaman sekarang akan lebih menerima fatwa para da’i apabila diiringi dengan pernyataan atau bukti ilmiah, yang juga menjadi ciri khas masyarakat intelek. Oleh karena itu, disini sebenarnya apa yang menjadi kunci keberhasilan dalam berdakwah dilihat dari perspektif da’i. Da’i dituntut untuk dapat mengkombinasikan ilmu-ilmu keulamaan dengan intelektual, mewujudkan dasar-dasar intelektual ke dalam analisis sosial qur’ani, mampu mengaktualisasikan pada realitas objektif dan mampu memanifestasikan amal secara efektif.
Dengan demikian, para punggawa amar ma’ruf nahi munkar dituntut untuk dapat mengeksplorasi dan memadukan antara ilmu keagamaan dan beberapa disiplin ilmu lain yang bersifat ilmiah yang berkenaan dengan dakwah yang akan disampaikan. Dengan adanya perpaduan antara keulamaan dan intelektualitas yang dimiliki oleh para da’i, diharapkan eksistensi Islam di dunia tidak akan pudar bahkan menjadi lebih eksis dan berwarna serta terdepan dalam penegakkan nilai-nilai Islam. Juga memberikan makna pada perkembangan Islam yang lebih luas dan memberikan kearifan kepada umat secara keseluruhan.